Minggu, 03 November 2013

laporan hasil praktikum biologi


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  LATAR BELAKANG

Laut merupakan ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Hampir semua wakil dari filum hewan ini dapat ditemukan dilaut seperti, Colenterata, Spons, Annelida, Molusca, dan Arthropoda anggota dari filum ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam ekologi laut, kehidupan biota laut, tumbuhan, hewan maupun mikrobia. Dimanapun filum ini terdapat selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan seperti gerakan air, suhu salinitas, dan cahaya.
Kelompok siswa yang melaukan penelitian atau pengamatan hewan invetebrata di daerah pasang surut (pantai) di bagi menjadi 4 atau lima kelompok setiap kelasnya. Setiap kelompok akan melakukan kegiatan di bawah bimbingan bapak dan ibu guru :
Adapun tahap-tahap pelaksanaannya meliputi :
1.   Penentuan lokasi sampel
2.   Pengumpulan hewan
3.   mengidentifikasi hewan
4.   pembuatan awetan basah


1.2  TUJUAN

Tujuan kegiatan ini adalah untuk :
1.      Menegnalkan kepada siswa hewan-hewan invertebrate yang hidup di laut pada umumnya secara nyata.
2.      Mempelajari keaneka ragaman mahluk hidup yang hidup didaerah pasang surut (intertidal)
3.      Mengetahui ciri-ciri tubuh (morfologi) setiap spesies hewan invertebrate.
4.      Mengenalkan siswa cara kerja atau prosedur dalam penelitian ilmiah. Serta mengembangkan berbagai alternative pengajaran biologi. 
                                                                                             

1.3  MANFAAT
Manfaat  kegiatan ini adalah untuk :
1.      Siswa dapat mengetahui hewan-hewan invertebrate yang hidup di laut pada umumnya secara nyata.
2.      Siswa dapat mengetahui keaneka ragaman mahluk hidup yang hidup didaerah pasang surut (intertidal)
3    siswa dapat mengetahui ciri-ciri tubuh (morfologi) setiap spesies hewan invertebrate.
4.  siswa dapat mengenal cara kerja atau prosedur dalam penelitian ilmiah. Serta mengembangkan  berbagai alternative pengajaran biologi. 






































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kingdom Animalia

      Berdasarkan perbedaan pada simetri tubuh dan lapisan penyusun tubuhnya, kingdom animalia dibagi menjadi 9 filim berikut :
1.      Filum Porivera (hewacn berpori)
2.      Filum Coelenterata (hewan berongga)
3.      Filum Platyhelminthes (cacing pipih)
4.      Filum Nemanthelminthes (cacing giling)
5.      Filum Annelida (cacing bersekmen)
6.      Filum Molusca (hewan bertubuh lunak)
7.      Filum Arthropoda (hewan berbuku-buku)
8.      Filum Echinodermata (hewan berkulit duri)
9.      Filum Chordata (hewan bertulang belakang)


1.      Filum Porifera
Porifera berasala dari kata porus (lubang kecil) dan ferre (membawa). Jadi, porifera berarti hewan yang mempunyai tubuh berpori. Porifera juga disebut sebagai hewan spons. Porifera ini hidup menetap (sessil) pada dasar perairan. Sebagian besar hewan ini hidup di laut dan sebagian kecil hidup di air tawar. Bentuk tubuhnya beraneka ragam, ada yang seperti tabung, mangkuk, atau menyerupai tumbuhan. Warnanya juga sangat bervariasi dan dapat berubah-ubah. Pori-pori pada tubuh porifera disebut ostium. Ostium berfungsi seperti mukut. Ostium tersusun dari saluran-saluran kecil yang bermuara pada rongga tubuh yang disebut spongosol atau paragaster. Spongosol bermuara pada puncak tubuh yang berupa saluran pelepasan yang disebut oskulum.
Porifera merupakan hewan disploblastik atau tersusun dari dua lapis sel. Lpisan luar tersusun oleh sel-sel epitel sederhana yang  disebut pinakosit. Sementara itu, di lapisan dalam tersusun oleh sel-sel berleher yang dinamakan koanosit. Koanosit mempunyai flagela, vakuola, dan nukleus.
Pada bagian antara pinakosit dan koanosit terdapat mesoglea. Mesoglea tersususn dari zat gelatin. Pada Mesoglea terdapat bagian-bagian seperti berikut :
a.       Sel-sel amoebosit untuk mengangkut sisa metabolisme dari satu sel ke sel lainnya dan mengangkut zat makanan. Mekanismenya yaitu jika sel koanosit mendapat makanan, sel amoebosit akan mendekat ke koanosit. Selanjutnya sel amoebosit akan menyerap zat makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh.
b.       Porosit untuk membuka dan menutup pori.
c.        Skleroblas untuk membentuk spikula. Spikula merupakan duri-duri yang tersusun dari zat kapur, kersik, atau protein (spongin). Spikula ini menyususn kerangka tubuh.
d.       Arkeosit untuk membentuk sel reproduktif, misal dalam pembentukan tunas, pembentukan gamet, dan berperan dalam regenerasi sel.
Porifera memiliki saluran air yang unik. Air masuk melalui dinding tubuh yang berpori. Air tersebut kemudian disaring oleh sel-sel koanosit. Pada bagian dalam sel-sel ini terdapat flagela yang berperan menangkap makanan yang terangkut dalam air. Setelah itu, makanan dicerna di dalam koanosit. Setelah dicerna, zat makanan diedarkan oleh sel-sel amoebosit ke sel-sel lain. Zat sisanya dikeluarkan bersama sirkulasi air oleh spongosol melalui oskulum.
Sistem saliran air pada Porifera ada tiga tipe, yaitu asconoid, syconoid, dan leuconoid/rhagon.
a.       Tipe Asconoid
Tipe ini merupakan tipe yang paling sederhana. Lubang-lubang ostium pada tipe ini langsung dihubungkan dengan saluran lurus yang menuju spongosol. Contoh Leucosolenia sp.
b.      Tipe Syconoid
Pada tipe ini lubang-lubang ostium dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga-rongga yang ebrhubungan langsung dengan spongosol. Rongga-rongga ini dilapisi oleh koanosit. Contoh Scypha sp.

c.       Tipe Leuconoid atau Rhagon
Pada tipe ini lubang-lubang ostiumnya dihubungkan dengan saluran yang bercabang-cabang ke rongga yang sudah tidak berhubungan dengan spongosol. Contoh Spongia sp.




2.      Filum Coelenterata
Coelenterata memiliki rangka tubuh yang mengendung zat kapur atau zat kitin. Coelenterata merupakan hewan dipoblastik atau tersusun dari dua lapis sel, yaitu ektoderma dan endoderma. Lpisan endoderma kemudian akan berkembang menjadi gastroderma. Coelenterata berasal dari kata coelos yang berarti rongga dan enteron yang berarti usus. Coelenterata mempunyai rongga usus atau rongga gastrovaskuler yang terdapat di lapisan gastroderma. Rongga gastrovaskuler berfungsi untuk mencerna makanan. Rongga gastrovaskuler hanya memiliki satu lubang yang disebut oskulum. Oskulum berfungsi sebagai mulut dan anus. Coelenterata memiliki saraf dan otot sederhana.
Coelenterata disebut juga Cnidaria karena mempunyai knidosit atau sel penyengat yang terdapat pada lapisan ektoderma. Sel penyengat ini terdapat pada tentakel dan berfungsi untuk melumpuhkan mangsanya. Apabila bertemu dengan mangsanya sel penyengat akan mengeluarkan zat racun yang disebut hipnotoksin. Mangsa Coelenterata berupa organisme-organisme berukuran kecil, seperti zooplankton, udang kecil, dan larva insecta. Filum Coelenterata dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu :
a.       Kelas Hydrozoa
Sebagian besar anggota Hydrozoa hidup di laut, beberapa diantaranya hidup di air tawar. Anggota kelas Hydrozoa ada yang hidup berkoloni dan ada pula yang soliter. Anggota Hydrozoa yang hidup berkoloni mempunyai bentuk tubuh polip dan medusa, contoh Obelia. Sementara itu, anggota Hydrozoa yang hidup soliter hanya mempunyai bentuk tubuh polip, contoh Hydra. Pada kelas Hydrozoa, fase polip lebih dominan dibandingkan fase medusa.
1)      Hydra
Hydra hidup di air tawar. Hewan ini hidup soliter dan berbentuk polip. Hydra menempelkan pangkal tubuhnya yang berbentuk cakram pada tumbuhan air atau batu. Hydra dapat menghasilkan tunas melalui penonjolan keluar bagian tubuhnya. Pada ujung tunas terdapat mulut yang dikelilingi tentakel. Tentakel untuk menangkap makanan. Selanjutnya, makanan dicerna di rongga gastrovaskular. Ketika tunas lepas dari tubuh induk, tunas akan tumbuh menjadi individu baru.


2)      Obelia
Obelia hidup di laut secara berkoloni. Pada siklus hidupnya, tubuh Obelia berbentuk polip dan medusa. Pada fase polip, Obelia hidup berkoloni dan melekat pada suatu tempat. Pada fase ini merupakan bentuk vegetatif. Pada obelia terdapat dua jenis polip yaitu polip hidrant dan polip gonangium. Polip hidrant memiliki tentakel di dekeliling oskulum.Polip hidrant yaitu polip yang bertugas mengambil dan mencerna makanan. Polip gonangium tidak memiliki  tentakel. Polip gonangium yanitu polip yang bertugas melakukan perkembangbiakan aseksual. Perkembangbiakan aseksual Obelia dilakukan dengan cara membentuk tunas yang disebut medusa. Medusa ini kemudian hidup bebas dan soliter. Pada fase ini merupakan bentuk generatif yang menghasilkan gamet. Gamet yang berbeda jenisnya melakukan fertilisasi dan membentuk zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi larva bersilia yang disebut planula. Selanjutnya, planula tumbuh menjadi polip dan menempel di dasar perairan.
b.      Kelas Scyphozoa
Bentuk tubuh Scyphozoa seperti mangku, transparan, dan melayang-layang di laut. Hewan ini memiliki lapisan mesoglea yang tebal sebagai sumber nutrisi. Pada siklus hidupnya, bentuk tubuh medusa metupakan fase dominan. Contoh ubur-ubur (Aurelia aurita).
Seperti Obelia, Aurelia juga mengalami pergiliran keturunan. Aurelia memiliki alat kelamin yang terpisah pada individu jantan dan betina. Pembuahan ovum oleh sperma terjadi secara internal di dalam tubuh individu betina.
Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia yang disebut planula. Planula akan berenang dan menempel pada tempat yang sesuai. Setelah menempel, silia dilepaskan dan planula tumbuh menjadi polip muda yang disebut skifistoma. Skifistoma kemuadian memebentuk tunas-tunas lateral sehingga Aurelia tampak seperti tumpukan piring yang disebut stobila. Kuncup dewasa paling atas akan melepaskan diri dan berkembang menjadi medusa muda yang disebut efira. Selanjutnya, efira berkembang menjadi medusa dewasa.
Ubur-ubur banyak dimanfaatkan untuk membuat tepung ubur-ubur. Tepung ini kemudian diolah menjadi bahan kosmetik. Selain untuk kosmetik, di Jepang ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan.
c.       Kelas Anthozoa
Bentuk tubuh Anthozoa menyerupai bunga. Anggota kelas ini hidup di laut sebagai polip soliter maupun koloni. Hewan kelompok ini tidak memiliki bentuk medusa. Tubuh Anthozoa tersusun dari kalsium karbonat (CaCO3), misal Acrodora dan Diploria. Kerangka hewan Anthozoa yang telah mati akan membentuk pulau karang (reef). Rongga gastrovaskular Anthozoa mempunyai sekat yang mengandung nematokis. Tentakelnya juga mengandung nematokis.

3.      Filum Platyhelminthes

Platyhelminthes (cacing pipih) merupakan hewan yg mempunyai bentuk simetri bilateral dan tdak mempunyai rongga tubuh (selom). Tubuhnya tersusun dari tiga lapisan (tripoblastik) yaitu ektoderma, mesoderma, dan endoderma. Ektoderma akan membentuk epidermis dan kutikula. Mesoderma akan membentuk alat reproduksi, jaringan otot, jaringan ikat. Sementara itu, endodermaakan membentuk gastrovaskular yg merupakan saluran pencernaan makanan. Hewan ini sudah mempunyai saluran pencernaan, tetapi tdk mempunyai anus. Kelompok hewan ini hidup secara parasit, tetapi ada juga yg hidup bebas di peraiaran.
 Platyhelminthes dibagi menjadi tiga kelas, yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (cacing isap), dan Cestoda (cacing pita).
a.       Kelas Turbellaria
Turbellaria memiliki bentuk tubuh seperti tongkat. Tubuh Turbellaria bersilia, memiliki dua mata, dan tanpa alat isap. Kelompok cacing ini hidup diperairan, genangan air, kolam, atau sungai. Biasanya cacing ini menempel pada bebatuan atau daun yg tergenang air. Contohnya anggota Turbellaria yaitu Planaria sp. Dan Bipalium.
b.      Kelas Tretamoda
Tretamoda hidup sbgai parasit pda manusia dan hewan. Oleh karena itu, Tretamoda mampu mengisap makanan dari inangnya. Cacing ini umumnya hidup di dalam hati, paru-paru, dan usus.
  Permukaan tubuh Trematoda tidak bersilia. Tubuhnya ditutupi oleh kutikula. Disekitar mulutnya terdapat satu atau lebih alat isap (sucker) sucker ini dilengkapi dgn gigi kitin. Contoh tretamoda yaitu Fasciola hepatica (cacing hati). Hewan ini hidup sbg parasit pada hati domba. Cacing hati umumnya terdapat di dlam kantong empedu ternak. Cacing ini menyerap makanan dari inangnya. Cacing ini bersifat hermafrodit.
c.       Kelas Cestoda
Kelompok cacing ini memiliki tubuh berbentuk pipih panjang yg menyerupai pita. Cacing ini merupakan endoparasit dalam saluran pencernaan Vertebrata dan bersifat hermafrodit. Tubuh cacing ini terdiri atas segmen-segmen dan dilapisi kutikula. setiap segmennya disebut proglotid. Cacing ini mempunyai kepala yg disebut skoleks. Pada skoleks terdapat kait-kait (rostelum). Kait ini tersusun dari bahan kitin.
Didalam tubuh manusia, cacing berkembang biak secara seksual dgn membentuk telur. Proglotid akhir yg mengandung telur masak akan lepas dari  rangkaian proglotid serta keluar dri usus inang bersamaan dgn feses.

             4. filum nemathelmithes
      Nemathelmites (cacing gigih) mempunyai bentuk tubuh silindris (bulat memanjang). Permukaan tubuhnya tidak bersegmen, tetapi ditutupi oleh kutikulu sehingga tampak mengilap. Hewan ini memiliki bentuk tubuh simetri bilateral. Tubuh nemathelmithes tersusun triploblastik pseudoselomata.
Namathelmithes hidup bebas dalam air dan tanah, ada pula yang parasit pada tanaman dan saluran pencernaan manusia. Beberapa anggota nemathelmithes hidup parasit dan merugikan manusia. Contoh Ascaris lumbricoides (cacing gelang). Cacing tambang, wuchereria bancrofti (cacing filaria), oxyuris vermicularis (cacing cremi).
Cacing gelang hidup parasit di tubuh manusia. Cacing ini mengakibatkan penyakit ascariasis atau cacingan. Tubuh cacing ini tertutup oleh lapisan kutikula yang berfungsi melindungi tubuh dari proses pencernaan manusia. Cacing betina mempunyai tubuh yang ujungnya lurus, sedangkan cacing jantan ujung tubuhnya melengkung.
Cacing tambang hidup parasit dalam tubuh manusia.tubuh cacing ini berukuran 1-1,5cm, mulutnya mempunyai kait berupa gigi dari kitin yang dapat melekat dan melukai dinding usus inangnya. Cacing ini mengisap darah inang sehingga inang akan mengalami anemia (kurang darah). Daur hidup cacing tambang berlangsung didalam usus halus manusia. Telur cacing keluar bersama feses manusia. Di daerah yang sesuai, telur yang sudah dibuahi akan menetas dan tumbuh menjadi larva. Larva ini lalu menembus kulit manusia melalui telapak kaki. Bersama aliran darah. Larva ini mencapai darah. Larva ini mencapai paru-paru. Selain itu. Larva menuju tenggorokan. Kemudian masuk kekerongkongan dan menempel dengan kait-kaitnya pada dinding usus halus. Pada usus ini larva tumbuh menjadi cacing dewasa.
Cacing wuchereria bancrofti hidup parasit dalam pembulu getah bening vetebrata. Cacing ini masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk culex. Cacing ini dapat mengakibatkan penyakit kaki gajah. Penyakit ini di tandai dengan pembekakan pada bagian tubuh penderita. Kondisi ini terjadi karena adanya cacing yang mati dan menyumbat pembuluh darah bening. Oleh karena itu, cairan tubuh terakumulasi dan menimbulkan pembekakan.
Cacing cremi hidup di usus halus besar manusia. Pada saat bertelur, cacing betina menuju anus untuk memperoleh oksigen. Oksigen ini deperlukan untuk pertumbuhan larva. Gerakan cacing menimbulkan rasa gatal di daerah anus.


5.      Filum Annelida

Cacing anggota Annelida hidup diberbagai tempat, yaitu air laut, air tawar, dan daratan. Cacing ini telah mempunyai rongga (selom). Tubuhnya dilapisi kutikula dan termasuk triploblastik. Annelida melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Walaupun Annelida bersifat hermafrodit, saat melangsungkan fertilisasi tetap diperlukan dua individu cacing. Alat populasi hewan ini di sebut klitelum. Annelida dibagi menjadi 3 kelas, yaitu Polychaeta, Oligochaeta, dan Hirudinea. Pembagian ke dalam 3 kelas tersebut berdasarkan jumlah parapodia, setae, dan rambut.

a.       Kelas Polychaeta (cacing berambut banyak)
Polychaeta hidup didlam pasir atau menggali batu-batu di daerah pasang surut air laut. Tubuh polychaeta dilapisi kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuh cacing ini besegmen-segmen dan setiap segmennya dilengkapi parapodia. Parapodia merupakan alat gerak yg berupa tonjolan berdaging mengandung kapiler-kapiler darah, berkulit tipis, dan di tumbuhi rambut. Setiap parapodia memiliki setae kecuali pada segmen terakhir. Anggota polychaeta berkembang biak secara seksual dgn membentuk gamet. Gamet betina yg telah dibuahi oleh gamet jantan akan berkembang menjadi larva. Larva ini disebut trokhopor. Contoh cacing ini yaitu Eunice Viridis (cacing wawo), Lysidice oele (cacing palolo), dan Nereis Virens (Kelabang laut).
b.      Kelas Hirudinea (Lintah)
Cacing ini hidup sebagai ektoparasit  pada permukaan tubuh inang. Tubuhnya agak pipih, memiliki segmentasi hanya dibagian luar tubuh, serta tdak mempunyai rambut, parapodia, dan setae. Pada bagian anterior dan posterior terdapat alat penghisap (sucker) alat ini untuk menempel pada mangsa dan menghisap darahnya.
Anggota Annelida mempunyai peranan penting bagi kehidupan. Peranan trsebut diantaranya sbb.
a.       Cacing tanah dpat menggemburkan tanah, membantu aerasi tanah, serta membantu pembentukan humus. Selain itu, cacing ini jga sbagai umpan makanan ikan saat memancing.
b.      Cacing sutra untuk makanan ikan hias, baik dlam keadaan hidup ataupun kering.
c.       Cacing wawo dan cacing palolo dapat digunakan sebagai bahan makanan. Kedua cacing ini biasa dikonsumsi oleh masyarakat tepi pantai dikepulauan Maluku. Cacing ini mempunyai nilai gizi yg cukup tinggi.

       6. filum molusca
        Anggota molusca mempunyai tubuh lunak dengan bentuk tubuh simetri bilateral dan terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kaki, massa viseral, dan mantel. Lapisan tubuhnya termasuk tripoblastik. Hewan ini hidup di laut, air tawar dan darat. Tubuh molusca tidak bersegmen tetapi bercangkang. Cangkang hewan ini terbuat dari kalsium karbonat dan berfungsi melindungi tubuhnya. Namun, ada pula molusca yang tidak memiliki cangkang, cantohnya cumi-cumi, sotong, dan gurita. Hal ini karena rangka eksternalnya mengalami reduksi menjadi rangka internal. Antara tubuh dan cangkangnya terdapat mantel. Mantel ini dapat menghasilkan bahan cangkang yang berupa kalsium karbonat. Kaki mollusca berupa struktur berotot yang bentuk dan fungsinya berbeda untuk setiap kelasnya.
        Berdasarkan simetri tubuh, bentuk kaki cangkang dan mantelnya, molusca dibedakan menjadi lima kelas yaitu.
a.       Kelas Amphineura
Anggota Amphineura mempunyai bentuk tubuh bulat telur, pipih, dan simetri bilateral. Hewan ini mempunyai kaki di bagian perut (ventral) memanjang. Terdapat ruang mantel dengan permukaan dorsal tertutup cangkang yang terdiri atas delapan lempeng berlapis yang saling tumpang tindih seperti genting. Sementara itu., permukaan lateral mangandung banyak insan. Semua anggota Amphineura hidup di laut dan umumnya melekat didasar perairan. Contoh amphineura yaitu chiton sp. Dan cryptochiton sp.
b.      Kelas Gastropoda
Gastropoda adalah kelompok hewan lunak yang bergerak menggunakan otot perutnaya. Pada saat bergerak, otot perut bagian depan mengeluarka lendir untuk mempermudah pergerakannya. Pada kepala gastropoda terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada ujung tentakel panjang terdapat mata yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Tentakel pendek berfungsi sebagai alat peraba dan pembau. Contoh gastropoda yaitu Achatina fulica (bekicot) dan vivara savanica (kreco).
c.       Kelas Scaphopoda
Tubuh anggota kelas ini mempunyai cangkang berbentuk kerucut atau tanduk yang terbuka di kedua ujungnya. Tubuh hewan ini diselubungi matel. Terdapat beberapa tentakel didekat mulutnya. Tentakel ini berfungsi sebagai alat peraba dan menangkap mkanan. Kelompok hewan ini hidup di pantai berlumpur. Conmtoh Scaphopoda yaitu Dentalium vulgare.
d.      Kelas Caphalopoda
Cephalopoda merupakan hewan yang mempunyai kaki dikepala dan tubuhnya simetri bilateral. Sebagian besar tubuh hewan kelas ini tidak mempunyai cangkang, kecuali nautilus. Mulut di kelilingi oleh tentakel. Tentakel \berfungsi sebagai alat peraba, alat penangkap mangsa, alat pembela diri dan alat gerak. Kulit tubuh anggota kelas ini dapat berubah warna karena adanya kramatofora. Salain itu, tubuh juga terdapat kantong tinta untuk pelindungan diri. Contoh anggota kelas ini yaitu loligo (cumi-cumi), octopus sp (gurita), sepia officinalis (sotong), dan nautilus pompilius.
e.       Kelas pelecypoda (lamellibranchiata atau b ivalvia)
Pelecypoda mempunyai tubuh simetri bilateral dan mempunyai sepasang cangkang, berkaki pipih seperti kapak, dan mempunyai insan yang berlapis-lapis. Cangkang hewan kelompok ini tersusun dari tiga lapis yaitu periostrakum, prismatik, dan nakrea. Periostrakum terbentuk dari zat tanduk yangf di hasilkan oleh tepi mantel. Periostrakum berfungsi sebagai pelindung. Prismatik yang tebal terdiri atas kristal-kristal kalsuim karbonat berbentuk prisma. Nakreas terbentuk dari kalsium karbonat. Lapisan ini tampak berkilauan sehingga di sebut lapisan mutiara.




7.      Filum Echinodermata

Kelompok ini merupakan kelompok hewan berkulit duri. Lapisan tubuhnya tripoblastik dan berbentuk simetri bilateral saat masih larva. Setelah dewasa, tubuhnya menjadi simetri radial. Rangka tubuh hewan ini terdiri atas lempeng-lempeng kapur, hal ini karena epidermisnya diperkuat oleh kepingan kapur (osikula).epidermis dilengkapi dgn tonjolan duri-duri halus dri kapur. Mesodemis mengandung endoskeleton yg dpat digerakkan dan tertarik pada lempengan kalkareus. Hewan ini bergerak menggunakan kaki pembuluh (kaki ambulakral). Gerakan kaki  pembuluh dpat trjadi akibat perubahan tekanan air. Kaki ambulakral ini berongga dan merupakan lanjutan dari sistem pembuluh air.
 Sistem pembuluh air ini berfungsi utk bergerak, bernafas, dan untuk membuka cangkang mangsa hasil buruannya. Siste pembuluh air tersusun dari bagian-bagian berikut.
a.    Madreporit yaitu lempeng dorsal yg berlubang-lubang sbg tmpat masuknya air laut kedalam sistem pembuluh air.
b.   Madreporikus (saluran batu) yaitu saluran penghubung antara madreporit dgn saluran cincin.
c.    Sirkomolaris (saluran cincin) yaitu saluran melingkar mengelilingi mulut.
d.   Saluran radialis merupakan cabang dari saluran cincin yg menuju ke setiap lengan dan berakhir pada kaki ambulaklar.
e.    Saluran lateral yaitu saluran yg berasal dari saluran radial yg mengalirkan air ke ampula.
f.    Ampula yaitu  gelembung otot yg berhubungan dgn setiap kata ambulakral.


Berdasarkan bentuk tubuhnya, Echinodermata dibagi menjadi lima kelas yaitu asteroidea, echinoidea, ophiuroidea, crinoidea, dan Holothuroidea.

a.       Kelas Asterodia
Anggota kelas ini mempunyai bentuk tubuh seperti bintang. Seluruh permukaan tubuhnya ditutupi kulit duri yg tersusun dari zat kapur. Tubuh hewan ini juga dilengkapi pediselaria. Pediselaria berfungsi untuk menangkap mangsa, melindungi permukaan tubuh dari benda asing., dan melindungi papila (insang halus).

b.      Kelas Echinoidea
Tubuh Echinoidea berkulit radial. Seluruh tubuhnya berkulit duri menyerupai landak.  Namun, tubuhhewan ini tidak mempunyai lengan dan kaki ambulaklarnya sangat pendek. Duri-duri  yang ada di tubuhnya dapat digerakkan oleh otot dan digunakan untuk berjalan. Echinoidea hidup di daerah pantai, di atas batu karang, di dasar laut, dalam lumpur, atau di muara sungai. Contoh Diadema saxtile (bulu babi berduri panjang), dan Echinos esculenta (bulu babi berduri pendek), Strongylocentrotus sp. (landak laut merah)

c.       Kelas Ophiuroidea
Ophiuroidea mempunyai bentuk tubuh seperti bintang dengan lima lengn yang panjang dan beruas. Kaki ambulaklarlarnya disebut tentakel. Tentakel ini dilengkapi ampula (alat isap) dan alat-alat sensoris. Alat-alat tersebut berguna untuk memasukkan makanan ke mulut. Anggota kelas ini hidup di laut dangkal hingga laut dalam, contoh Ophiothrix fragilis.



d.      Kelas Crinoidea.
Tubuh Crinoidea simetri bilateral dan berbentuk seperti bunga lili. Oleh karena itu, anggota kelas dinamakan lili laut. Hewan ini mempunyai lengan yang panjang berjumlah lima atau kelipatannya. Lengan tersebut bentuknya mirip daun sehingga disebut pinula. Mulut dan anus hewan ini terletak bersebelahan. Di sekitar mulut terdapat tentakel. Terntakel ini disebut cirri. Anggota Crinoidea tidak memiliki kaki ambulaklar dan ampula. Crinoidea umumnya hidup di laut dalam dengan cara menempel di dasar laut, di barisan koral, atau membentuk taman  laut. Contoh Holopus (lili laut tindak bertangkai) dan Antedon (lili laut bertangkai)

e. Kelas Holothuroidea
        Holothuroidea di sebut juga mentimun laut atau teripang. Bentuk tubuhnya simetri radial. Tubuh hewan ini tidak berduri dan memiliki banyak endoskeleton yang terduksi. Gerakan hewan ini tidak kaku, fleksibel, lembut, dan tidak mempunyai lengan. Pada sekeliling mulutn terdapat tentakel yang bercabang sebanyak 10-30 buah. Tentakel dapat di samakan dengan kaki tabung bagian oral pada echinodermata lainnya. Tiga baris kaki tabung di bagian ventral untuk bergerak dan dua baris di bagian dorsal untuk bernapas. Hewan ini bias mengubur diri dalam lumpur/pasir dengan menampakkan bagian akhir dari tubuhnya. Saat tersentuh,tubuhnya akan mengerut. Beberapa jenis dari kelas ini mempunyai alat pertahanan tubuh yang disebut curverian .Huloyhuroideae dimanfaatkan manusia sebagai bahan makanan ntuk sup atau dibuat kerupuk.Contoh Holothuria atra ( teripang hitam ) , cucumaria, dan thyone.

       8. filum Anthropoda
           
            Anthropoda berasal dari kata arthros yang berarti sendi atau ruas dan podos
Yang berarti kaki. Anthropoda berarti hewan yang mempunyai kai beruas-ruas. Arthropoda merupakan kelompok hewan yang mempunyai jumlah paling besar. Kelompok hewan ini dapat ditemukan hampir di seluruh habitat, yaitu di air, di darat, maupun di tanah. Selain kakinya beruas-ruas, tubuhnyapun bruas-ruas. Anthropoda merupakan hewan triplobastik selomata dsan memiliki tubuh semetri bilateral. Tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu safala (kepala), teraks (dada), dan abdomen (perut). Tubuh Anthropoda mempunyai rangkaian luar (eksoskeleton) yang terbuat dari bahan kitin. Rangkaian luar berfungsi menutupi dan melindungi alat-alat dalam serta memberi bentuk tubuh. Beberapa jenis tertentu seperti lalat dan ngengat hanya mempunyai rangka luar yang lunak, sedangkan yang lain seperti ketam dan udang laut mempunyai rangka luar yang keras.
            Rangka luar yang keras pada Anthropoda tidak membesar mengikuti bentuk tubuhnya. Oleh karenanya, selama pertumbuhan Anthropoda mengalami pengelupasan  eksoskeleton. Setelah pengelupasan eksoskeleton lama, eksoskeleton baru akan terbentuk kembali seiring pertumbuhan Anthropoda tersebut. Pengelupasan ini disebut juga ekdisi. Anthropoda  mempunyai system pencernaaan yang sudah lengkap terdiri atas  mulut, kerongkongan, usus, dan anus. Pernapasan hewan ini dapat dengan menggunakan insan, trakea, permukaan tubuh, atau dengan menggunakan paru-paru buku. Anthropoda melakukan reproduksi secara seksual maupun aseksual. Dalam system reproduksinya, Anthropoda menghasilkan gamet jantan dan betina pada individu yang berbeda.
            Dalam klasifikasinya, Anthropoda di bagimenjadi empat kelas yaitu : 

a.       Kelas Crustacea
Anggota Crustacea umumnya hidup di perairan.tubuh anggota Crustacea terdiri atas sefalotoraks (kepala dan dada menyatu) serta abdomen (perut). Anggota kelas ini memiliki lima pasang kaki jalan pada sefalotoraks dan lima pasang kaki renang pada abdomen. Kaki ini berfungsi untuk berenang, merangkak, atau menempel di dasar perairan. Selain kaki jalan, pada bagian sefalotoraks terdapat dua pasang antena, maksiliped, dan sepasang seliped. Maksiliped berfungsi untuk menyaring makanan dan menghantarkan makanan ke dalam mulut. Seliped berfungsi untuk mencari makanan dan melindungi diri dari musuh. Anggota kelas ini di manfaatkan manusia sebagai bahan makanan karena berprotein tinggi, misal udang, lobster, dan kepiting. Anggota Crustacea juga berperan sebagai zooplankton dan sebagai makanan ikan di ekosistem perairan, misal Branchiopoda, Ostracoda, dan Copepoda. Sementara itu, ada beberapa Crustacea yang merugikan antara lain perusak kapal (Isopoda), parasit pada ikan (Cirripedia dan Copepoda), dan merusak pematang sawah/saluran irigasi (ketam).


Berdasarkan ukuran tubuhnya, Crustacea dapat dikelompokkan menjadi dua subkelas, yaitu Entomostraca dan Malacostraca. Adapun ciri-cirinya dapat disimak dalam tabel berikut.
tabel 3.2 ciri-ciri Entomostraca dan Malacostraca

Subkelas
Ordo
Karakteristik

Contoh spesies
Entomostraca
(udang mikroskopis)
Branchiopoda
Tubuh transparan dan pucat, bergerak menggunakan antena,serta hidup di laut dan di air tawar sebagai zooplankton.
Assellus aquaticus dan daphnia pulex.
Ostracoda
Hidup di laut dan air tawar sebagai plankton dan bergerak menggunakan antena
Cypris candida dan conada suburdana
Copepoda
Hidup di air laut dan di air tawar sebagai plankton atau sebagai parasit pada hewan air lain.
Lemea cyprinaceae, cyclops, dan argulus indicus (kuku ikan)
Cirripedia
Tubuh dan kepala ditutupi karapaks berbentuk cakram. Cara hidup beraneka ragam. Ada yang hidup di laut melekat pada batu/benda lain yang mengapung di laut.
Lepas atau bernekel, sacculina, dan balanidia.
Malacostraca (udang makroskopis)
Isopoda
Hidup baik di perairan maupun di darat, tubuhnya pipih dorsoventral, dan sebagai pengerek kayu sehingga mampu membuat lubang pada perahu.
Inicus asellus (kuku perahu) dan limnoria lignorum.
Stomatopoda
Hidup di laut, mempunyai cangkang luar berupa karapaks, bentung tubuh mirip belalang sembah, dan berwarna mencolok.
Sqilla empusa
(udang belalang)
Decapoda (si kaki sepuluh)
Mempunyai karapaks yang melindungi sefalotoraks dan ingsang, mempunyai lima pasang kaki sebagai alat gerak pada segmen dada, serta hidup di air tawar dan beberapa diantaranya hidup di air laut.
Neptunus peligicus (rajungan),
Portunus sexdentatus (kepiting),
Birgus latro (ketam kenari),
Penacus setiferus (udang windu),
Macrobrachium resenbengi ( udang galah),
Parathelpusa maculata (yuyu)

b.      Kelas Arachnida
Tubuh Arachnida terdiri atas sefalotoraks dan abdomen yang tidak beruas-ruas. Pada bagian kepala terdapat dua pasang mulut, yaitu satu pasang kalisera ini berbentuk seperti gunting serta berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Sementara itu, pedipalpus berfungsi sebagai indra, tangan, maupun sebagai alat kopulasi. Pada bagian sefalotoraks terdapat empat pasang kaki. Alat indranya berupa mata sederhana berjumlah 8 buah. Arachnida ini termasuk karnivora. Sebagian besar anggota Arachnida bersifat merugikan manusia. Contoh caplak yang mengakibatkan penyakit kudis, Psoroptes equi menggakibatkan kudis pada ternak domba, kelinci dan kuda, serta Ododectes dan Cynotis (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing. Namun ada beberapa anggota Arachnida bermanfaat untuk mengendalikan populasi serangga, terutama serangga hama.

Arachnida dibagi menjadi beberapa ordo, yaitu Scorpionida, Arachnoida, dan Acarina. Uraian mengenai ordo tersebut dapat disimak dalam tabel berikut.






Tabel 3.3 ciri-ciri ordo scorpionida, arachnoida, dan acarina

Ordo
Karakteristik

Contoh spesies
Scorpionida
Hidup bebas atau sebagai predator pedipalpusnya berbentuk seperti capit besar, sedangkan kaliseranya kecil. Pada bagian posterior dari segmen terakhir atau ekor terdapat alat untuk menyekat dan pada bagian yang menggelembung terdapat racun penyengat.
Kalajengking (thelyphonus coudotus,, vejovis sp., hadiurus sp., dan centiurus sp.)
Kala buku (cheliper sp.)
Kotonggeng(buthus afer)
Kalajengking berperut besar (heterometrus sp.)
Arachnoida
Hidup soliter, meliputi berbagai jenis laba-laba. Pada abdomen laba-laba terdapat alat yang menghasilkan benang untuk membentuk jaringan yang di sebut spineret. Ada 3 macam benang yang di hasilkan laba-laba yaitu benang untuk menjerat mangsa, untuk keperluan kopulasi, dan untuk meyelumbungi telur.
Laba-laba pemburu (heteropoda venatoria)
Laba-laba loncat (saltigradae)
Laba-laba burung (mygale javanica)
Laba-laba raksasa (mastigopractus giganteus)
Laba-laba jaring merah (tallassius)

Acarina
Hidup sebagai parasit baik pada manusia, hewan, maupun tumbuhan. Tubuhnya tidak berbuku-buku, segmentasi pada abdomen, tidak tampak, dan abdomen bersatu dengan sefalotoraks.
Caplak kubis (scoarptes)
Caplak manusia (trobikula akamushi)
Caplak pada sapi penular penyakit riketsia (dermacentor andersoni)
Caplak unggas (dermanyssus)


c.       Kelas Myriapoda
Tubuh Myriapoda terdiri atas sefala (kepala) dan abdomen (perut) saja. Pada setiap ruas abdomennya terdapat satu pasang kaki atau dua pasang kaki. Hewan ini banyak ditemukan di daerah tropis terutama di darat. Hewan ini banyak terdapat di tempat yang mengandung banyak sampah, seperti kebun dan di bawah bebatuan.



Myriapoda dibagi menjadi dua ordo yaitu Chilopoda dan Diplopoda.
1.      Ordo Chilopoda
Chilopoda mempunyai bentuk tubuh pipih ke arah dorsoventral dan beruas-ruas. Di setiap ruas terdapat satu pasang kaki. Pada ruas dibelakang kepala terdapat satu pasang “taring bisa” (maksiliped) yang berfungsi untuk membunuh mangsanya. Pada kepala terdapat antena yang panjang, mulut, dan mata. Hewan ini termasuk karnivoradan umumnya memangsa hewan kecil seperti Insecta, Mollusca, dan cacing. Contoh Chilopoda antara lain Scolopendra marsitans (lipan), Lithobrius farficatus, dan Scutigera coleoptrata.
2.      Ordo Diplopoda
Hewan ini mempunyai dua pasang kaki disetiap ruas tubuhnya. Anggota kelompok ini termasuk herbivora. Contoh Chilopoda yaitu Glomeris dan Polyxenus. Anggota Diplopoda mempunyai peranan penting dalam penghancuran serasah di hutan-hutan atau kebun. Hal ini karena hewan ini mempunyai kemampuan mengurai bahan-bahan organik menjadi humus.

d.      Kelas Insecta (serangga)
Insecta disebut juga heksapoda karena mempunyai enam buah kaki. Tubuh hewan ini beruas-ruas dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu sefala (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut). Pada bagian kepala terdapat sepasang mata majemuk (faset), mata tunggal (ocelus), sepassang antena sebagai alat peraba, dan tig pasang alat mulut. Alat mulut pada serangga berbeda-beda sesuai dengan fungsinya. Pada bagian mulut terdapat rahang depan (maksila), rahang belakang (mandibula), bibir atas (labrum) dan bibir bawah (labium). Dada (toraks) terdiri atas tiga ruas, yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Pada bagian dada terdapat tiga pasang kaki yang beruas-ruas.

Kaki serangga juga berbeda-beda disesuaikan dengan fungsinya. Jenis-jenis kaki serangga sebagai berikut.
1.      Kaki untuk menggali (orong-orong)
2.      Kaki untuk meloncat (belalang)
3.      Kaki untuk berenang (kumbang air)
4.      Kaki untuk pengumpul serbuk sari (lebah)
5.      Kaki untuk berjalan (kumbang tanah)
6.      Kaki untuk memegang (belalang sembah).
Insecta memiliki rangka luar (eksoskeleton) dari zat kitin (zat tanduk). Selain itu, Insecta ada yang mempunyai satu atau dua pasang sayap. Akan tetapi, ada juga anggota Insecta yang tidak mempunyai sayap.
Berdasarkan ada tidaknya sayap dan keadaan sayap, Insecta dibagi menjadi dua subkelas, yaitu subkelas Apterigota (Insecta tidak bersayap) dan subkelas Pterigota (Insecta bersayap). Sementara itu, berdasarkan asal usul sayap dan bentuk metamorfosisnya, Insecta dibagi menjadi dua superordo, yaitu Eksopterigota dan Endopterigota. Sayap Eksopterigota berasal dari tonjolan luar dinding tubuh dan termasuk hemimetabola. Sayap Endopterigota terbentuk saat masih di dalam kepompong dan termasuk holometabola.
Hemimetabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Daur hidup serangga hemimetabola yaitu : telur           nimfa        imago.
Nimfa yaitu serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan serangga dewasa. Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (eksdisis). Sementara itu, imago (serangga dewasa) yaitu fase yang di tandai dengan telah berkembangnya semua organ tubuh dengan baik, termasuk alat perkembangbiakanserta sayapnya.
Kelompok Hemimetabola meliputi beberapa ordo berikut.

 Tabel 3.4  ciri-ciri serangga hemimetabola

Ordo
karakteristik
Contoh spasies

Odonata
Sayap membran berjumlah dua pasang, tipe mulut pengunyah atau pengigit, memiliki mata majemuk, larva hidup di air, dan termasuk karnivora.
Capung (calopteryx maculata)
Capung besi (libellula sp.)
Isoptera
Memiliki dua pasang sayap yang tipis dengan ukuran yang sama, sayap terlepas setelah kawin, tipe mulut pengigit, memiliki mata majemuk, membentuk koloni yang besar, dan pemakan kayu.
Rayap atau anai- anai (reticulitermis orientalis)
Orthoptera
Mempunyai dua pasang sayap, sayap depan lebih tebal,lebih sempit dan lebih kuat dari pad sayap belakang. Sayap depan disebut tegmina. Tipe mulut pengigit serta kaki belakang panjang dan kuat,berfungsi untuk meloncat. Hewan jantan mengerik menggunakan tungkai belakangnya. Hewan betina mempunyai ovipositor pendek dan digunakan utuk meletakan telur.
Belalang daun (phasmida sp.)
Belalang ranting (bactrocodema aculiferum)
Kecoak (blatta)
Jangkrik (homeigryllus japonicus)
Gangsir tanah (gryllus sp.)
Hemiptera
Mempunyai dua pasang sayap, sayap bagian depan menebal dan menanduk, sedangkan sayap bagian belakang tipis seperti selaput. Tipe mulut menusuk dan mengisap.
Walang sangit (leptocorisa acuta)
Kutu busuk (cimex rotundus)
Lembung air (belosyoma indicum)
Kutu daun (aphid sp.)
Ketu kepala (pediculus humanuscapitits)
Homoptera
Mempunyai dua pasang sayap,sayap depan dan belakang berbentuk sama dan transparan, serta hewan betina umumnya tidak bersayap, tipe mulut menusuk dan mengisap.
Wereng coklat (nilapervata lugens)
Wereng hijau ( nephotetix apicalis)




Holometabola yaitu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna. Tahapan daur hidup serangga holometabola yaitu : telur        larva       pupa       imago.
Larva adalah hewan muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan hewan dewasa. Sementara itu, pupa adalah kepompong yang mengalami penyempurnaan dan pembentukan organ. Imago adalah fase dewasa yang siap untuk berkembang biak.
Kelompok Holometabola meliputi beberapa ordo berikut.


Insecta mempunyai peranan dalam kehidupan manusia. Beberapa peranan insecta yang menguntungkan sebagai berikut.
1.      Bahan obat-obatan tradisional, seperti madu yang dihasilkan oleh lebah madu. Contoh Insecta penghasil madu yaitu Apis bcerana, Apis melifera, dan Apis indica.
2.      Bahan pembuat benang sutra, yaitu kokon yang dihasilkan ulat sutra (Bombyx mori).
3.      Membantu proses penyerbukan berbagai jenis tumbuhan, terutama golongan kupu-kupu dan lebah.
4.      Predator terhadap hama-hama tanaman pertanian.
5.      Membantu dalam penguraian sampah-sampah organik.
6.      Di bidang ekologi, insecta merupakan salah satu mata rantai makanan yang sangat penting.
7.      Dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, contoh belalang, laron, gangsir, dan larva lebah (tempayak).
Beberapa peranan insecta yang merugikan antara lain sebagai berikut.
1.      Parasit pada manusia, contoh kutu kepala dan kutu busuk.
2.      Pembawa berbagai bibit penyakit, contoh nyamuk, lalat, dan kecoa.
3.      Hama dan perusak tanaman budi daya, contoh belalang dan kumbang kepala.
4.      Merusak bahan makanan yang disimpan seperti beras, kedelai, dan tepung. Contoh Insecta perusak bahan makanan yaitu kumbang beras atau berbagai Coleoptera.
Merusak bahan bangunan, contoh kumbang kayu dan rayap.




Tabel 3.5 ciri ciri serangga holometabola

Ordo
karakteristik
Contoh spesies

Siphonoptera
Tidak bersayap, anggota apterigota. Tipe mulut penusuk dan pengisap, mata tunggal (ocelus) dan tidak mempunyai mata facet.
Kutu manusia (pediculus humanus)
Kutu tikus (xenopsylla cheopsis) menyebarkan penyakit pes
Thysanura
Ridak mempunyai sayap. Tubuh berwarna perak,dengan tipe mulut pengigit thysanura dianggap sebgai serangga yang paling primitif.
Kutu buku (lepisma saccharina)
neoroptera
Memiliki dua pasang sayap yang urat-uratnya berbentuk jala dan mulutnya bertipe pengigit.
Undur-undur (myrmeleon sp.)
Lepidoptera
Memiliki dua pasang sayap yang dilapisi sisik, mulut bertipe pengisap, dan dilengkapi dengan alat pengisap berupa belalai yang dapat di julurkan.

Subordo rhopalocera 9kupu-kupu siang)
·         Hama kelapa (hidari irava)
·         Kupu sirama-rama (attacus atlas)
Subordo heterocera (kupu-kupu malam)
·         Kupu ulat sultra (bombyx mori)
Diptera
Memiliki sepasang sayap depan dan sepasang sayap belakang yang berubah menyjadi alat keseimbangan (halter). Mulut tipe menusuk dan pengisap atau penjilat dan pengisap. Mulut disebut proboscis.
Lalat (musca domestica)
Nyamuk biasa (culex natigans)
Nyamuk malaria (anopheles)
           













9. filum chordata
                  Filum chordatamempunyai ciri khusus yaitu memiliki korda dorsalis (notocord) pada tahap perkembangan. Korda dosalis terdapat disebelah dorsal alat percernaan, bertindak sebagai penguat rangka tubuh. Pada tingkat dewasa korda dosalis dari vebtebrata diganti oleh tulang punggung (kolumna vertevralis). Pada suatu tingkat perkembangannya, anggota Chordata memiliki pasangan celang insang. Insang merupakan derivat dari taring. Dengan adanya celah insang, maka air masuk melalui mulut dapat dikeluarkan melalui insang. Chordata juga memiliki sumsum punggung (nervecord) yang terdapat disebelah dorsal korda dorsalis. Pada bagian anterior sumsum punggung terdapat otak.
a.       Subfilum hemichordata
Bentuk tubuh hemichordata seperti cacing dan mempunyai notocord berukuran pendek. Contoh hemichordata yaitu saccoglossus (cacing pohon) dan balanoglossus.
b.      Subfilum urochordata (tunicata)
Tubuh urochordata berukuran pendek dan notochord mereduksi. Contoh urochordata yaitu polycarpa pomaria dan ecteinascidia turbinata.
c.       Subfilum cephalochordata
Bentuk tubuh cephalochordata seperti ikan dan mempunyai notochord yang sudah berkembang, contoh amphioxus sp.
d.      Subfilum vertebrata
Vertebrata memiliki tulang belakang yang memanjang dari kepala sampai ekor berdasarkan kemampuan mengatur suhu tubuh, vertebrata di bagi menjadi dua filum sebagai berikut.
1.      Hewan berdarah dingin (poikilotermik), suhu tubuhnya berubah-ubah tergantung pada suhu lingkungan. Anggota pisces, amphibia, dan reptilia.
2.      Hewan berdarah panas (homoiotermik), suhu tubuhnya lebih konstan karena mempunyai kemampuan untuk mengatur sendiri metabolisme dan suhu tubuh. Anggotanya aves dan mammalia.

Subfilum vertebrata dibagi menjadi beberapa kelas berikut.
1.      Pisces
Hewan yang tergolong pisces (ikan) memiliki ciri-ciri berikut.
a)    Hidup dia air
b)   Bernapas menggunakan insang.
c)    Bersifat poikiloterm atau darah dingin yaitu suhu tubuh sesuai dengan lingkungan
d)   Memiliki sirip dan ekor untuk menentukan arah gerak di dalam air dan menjaga keseimbangan tubuh.
e)    Memiliki gelembung renang yang memudahkannya bergerak naik turun didalam air.
f)    Memiliki gurat sisi untuk mengetahui takanan di air.
g)    Berkembangbiak dengan cara bertelur.

Pisces di bagi menjadi dua subkelas, yaitu chondrichthyes dan osteicthyes.
a)    Subkelas chondrichthyes ( ikan bertulang belakang)
chondrichthyes  mempunyai rangka yang tersusun dari tulang rawan dan tidak memiliki penutup insang sehingga celah insangnya tampak dari luar.  Chondrichthyes berkembang  baik dengan cara bertelur dan mengalami fertilasasi internal. Hampir semua anggota chondrichthyes hidup di laut, hanya sedikit sekali yang hidup di air tawar. Contoh chondrichthyes yaitu ikan hiu, ikan cucut, dan ikan pari.
b)    Subkelas osteicthyes (ikan bertulang sejati)
Osteicthyes memiliki rangka yang tersusun dari tulang sejati dan memiliki penutup insang atau operkulum sehingga celah insang tidak tampak. Osteicthyes berkembang biak dengan cara bertelur dan mengalami fertilisasi eksternal. Habitatnya ada yang di air tawar dan ada yang di laut. Contoh  osteicthyes yaitu ikan barakuda , ikan tongkol, ikan mas, ikan lele, dan ikan salem.




































BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
3.1.  Alat dan bahan
  Alat :
1.      Termometer                             6.   Buku sumber biologi inveterbrata
2.      Kertas Koran                           7.   Penjepit
3.      Kantong plastik                       8.   Ember
4.      Toples                                      9.   Kaos tangan
5.      Alat tulis menulis                    10. Jergen
  Bahan :
1.      Alkohol (70%)
2.      Aguades
3.      Formalin

3.2   Prosedur kerja
1.      Tentukanlah hasil penelitian
2.      Lakukan pengukuran suhu, kelembapan, PH, hasil pengukuran di catat.
3.      Laksanakan tugas pengumpulan hewan setiap kelompok sesuai arahan guru. Perhatikan mungkin ada hewan yang terkubur di pasir.
4.      Setelah kegiatan pengumpulan bawahlah hewan-hewan tersebut ketempat yang teduh, bentangkan kertas Koran, kemudian tebarkan hewan yang kamu temukan diatas Koran tersebut.
5.      Amatilah ciri-ciri morfologinya. Setiap spesies catatlah pada lembar pengamatan yang telah di persiapkan.
6.      Diskukisan kepada semua temanmu atau minta petunjuk bapak/ibu guru pembimbing.
7.      Selama kegiatan identifikasi diusahakan agar hewan-hewan tersebut tetap dalam keadaan hidup. Setelh kegiatan identifikasi selesai, pilihlah beberapa hewan untuk diawetkan. Mintahlah bimbingan dari bapak/ibu guru pembimbing.
8.      Hewan-hewan yang tidak dibutuhkan lagi agar dikembalikan kehabitat aslinya. Jangan meninggalkan hewan-hewan tersebut di pasir hingga mati dan membusuk.

3.3   Tempat dan waktu penelitian
  Tempat :
            Dipantai purirano kec. kendari
 Waktu penelitian :
            Di mulai dari jam 7.00 – 14.00 WITA
BAB IV
HASIL PENGAMATAN



4.1   DESKRIPSI  HASIL  PENGAMATAN

Keadaan pantai purirano adalah berpasir dan landai, sehingga banyak hewan laut yang kami dapatkan dari pantai tersebut.
           
Adapun hasil yang diperoleh dari hasil praktikum setelah di identifikasi adalah sebagai     berikut :




1.      Bintang Laut

Kingdom   : Animalia
Filum         : Echinodermata
Kelas         : Asteroida
Ordo          : Vaivatida
Famili        : Ophidiasteridae
Genus        : Linckia
Spesies      : Linckia Laevigata
Habitat      : ditemukan didaerah kedalaman airnya kurang lebih 2m dari
                     permukaan air yang ditutupi padang lamun.


Jumlah total bintang laut yang kami temui di pantai purirano adalah 29 bintang laut


2.      Landak Laut atau biasa juga di sebut Bulu Babi

Kingdom   : Animalia
Filum         : Echinodermata
Kelas         : Echonoidea
Ordo          : Echinothuridea
Genus        : Acanthaster
Spesies      : Acanthaster Plancir
Habitat      :Ditemukan pada dasar laut yang kedalamannya kurang lebih
                    1m dari permukaan laut.

Jumlah total landak laut yang kami temui di pantai purirano adalah 1 landak laut























3.      Berbagai macam kerang


            Kingdom         : Animalia
            Phylum            : Molusca
            Kelas               : Bivalva
            Ordo                : Veneroida
            Family             : Solenidae
            Genus             : Sollen
            Spesies             : Sollen Sp
      Habitat            : Ditemukan pada dasar laut yang kedalamannya kurang lebih
                                1m dari permukaan laut.

      Jumlah total kerang yang kami temui di pantai purirano adalah  9 kerang



















       

4.      Kepiting Rajungan

Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthopoda
Class                : Crustacea
Ordo                : Portunidae
Genus              : Portunus
Spesies            : Portunus pelagis
Habitat             : Ditemukan pada dasar laut yang kedalamannya kurang lebih
                                1m dari permukaan laut.

Jumlah total kepiting rajungan yang kami temui di pantai purirano adalah 3 kepiting rajungan







                          Dan kelompok kami juga menemukan hewan vetebrata :


5.      Ikan hias

Kingdom         : Animalia
Filum              :Chordata
Subfilum         : Vetebrata
Ordo                : Acthopterygi
Genus              : Parsidae
Spesies            : Parsidae Sp
Habitat             : Ditemukan pada dasar laut yang kedalamannya kurang lebih
                                3m dari permukaan laut.

Jumlah total ikan yang kami temui di pantai purirano adalah 2 ikan










4.2.  PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


1.      BINTANG LAUT

       Asteroida sering disebut bintang laut. Sesuai dengan namanya itu, jenis hewan ini berbentuk bintang dengan 5 lengan. Dipermukaan kulit tubuhnya terdapat duri-duri dengan berbagai ukuran. Hewan ini banyak dijumpai di pantai. Ciri lainya adalah alat organ tubuhnya bercabang keseluruh lengan. Mulut terdapat di permukaan bawah atau disebut permukaan oral dan anus terletak di permukaan atas (permukaan aboral). Kaki tabung tentakel (tentacle) terdapat pada permukaan oral. Sedangkan pada permukaan aboral selain anus terdapat pula madreporit. Madreporit adalah sejenis lubang yang mempunyai saringan dalam menghubungkan air laut dengan sistem pembuluh air dan lubang kelamin.


2.      LANDAK LAUT ATAU BIASA JUGA DI SEBUT BULU BABI

Jika Anda jalan-jalan di pantai, hati-hati dengan binatang ini karena tubuhnya dipenuhi duri tajam. Duri ini tersusun dari zat kapur. Duri ini ada yang pendek dan ada pula yang panjang seperti landak. Itulah sebabnya jenis hewan ini sering disebut landak laut. Jenis hewan ini biasanya hidup di sela-sela pasir atau sela-sela bebatuan sekitar pantai atau di dasar laut. Tubuhnya tanpa lengan hampir bulat atau gepeng.
Ciri lainnya adalah mulutnya yang terdapat di permukaan oral dilengkapi dengan 5 buah gigi sebagai alat untuk mengambil makanan. Hewan ini memakan bermacam-macam makanan laut, misalnya hewan lain yang telah mati, atau organisme kecil lainnya. Alat pengambil makanan digerakkan oleh otot yang disebut lentera arisoteteles. Sedangkan anus, madreporit dan lubang kelamin terdapat di permukaan atas. Hewan ini jenis tubuhnya memiliki 5 lengan yang panjang-panjang. Kelima tangan ini juga bisa digerak-gerakkan sehingga menyerupai ular. Oleh karena itu hewan jenis ini sering disebut bintang ular laut (Ophiuroidea brevispinum) Coba Anda perhatikan gambar di atas! Mulut dan madreporitnya terdapat di permukaan oral. Hewan ini tidak mempunyai anus, sehingga sisa makanan atau kotorannya dikeluarkan dengan cara dimuntahkan melalui mulutnya. Hewan ini hidup di laut yang dangkal atau dalam. Biasanya bersembunyi di sekitar batu karang, rumput laut, atau mengubur diri di lumpur/pasir. Ia sangat aktif di malam hari. Makanannya adalah udang, kerang atau serpihan organisme lain (sampah).







3.         KERANG LAUT


       Jenis kerang berbentuk hampir silinder dapat bergerak dengan cepat dan jarang terlihat karena mereka biasanya terkubur dipasir. Mereka kadang-kadang terlihat diatas  tanah  di pantai berpasir  terganggu  dekat daerah padang lamun di pantai utara kita. Mereka di adaptasi untuk menggali dalam-dalam di dasar lembut. Kerang pisau cukur adalah jenis yang kuat dan cepat. Shell dua bagian agak persegi  panjang dan  silinder  tipis,  sempit  dan halus, yang memungkinkan hewan untuk menyelinap dengan mudah melalui  pasir.  Pada salah satuujung  shell  muncul  kaki  yang kuat dapat digunakan untuk menggali cepat ke dalam  pasir basah.  Di ujung lain  sebuah penyedot panjang menonjol ke permukaan untuk bernapas dan makan. Seperti bivalvia lain, sollen Sp adalah penyaring makanan. 



4.      KEPITING RAJUNGAN

Portunus pelagicus ciri-ciri morfologinya adalah : bentuk dan warna rajungan sangat menatik dan ada perbedaan antara jantan dan betina, puri kiri-kanan matanya 9 buah, sering tertangkap dalam jaring tangsi dan kejer yang dibentangi pada malam hari di tempat yang banyak rajungan, beratnya mencapai + 400 gram/ekor.
Rajungan  (Portunus pelagicus) adalah hewan hidup di dasar laut perairan pantai pasirlumpuran. Mereka tergolong hewan dasar laut/bentos, tapi mereka dpt berenang ke dekat permukaan laut pd malam hari untuk mencari makan. Mereka dinamakan "swimming crab" yg artinya kepiting berenang. Walau tergolong kepiting, dlm perikanan/perdagangan ikan, rajungan dibedakan dari kepiting (Scylla serrata). Kepiting hidup di perairan payau, di hutan mangrove/di dlm lubang-lubang pematang tambak. Rajungan & kepiting tergolong dlm satu suku atau famili.
Di Indonesia terdapat 8 jenis rajungan, tapi yg terbanyak dipasarkan & yg paling komersial adalah Portunus pelagicus. Rajungan adalah hewan pemakan daging. Malam hari mencari mangsa hewanhewan kecil di dasar laut atau di lapisan dekat permukaan laut yg berenangrenang berupa plankton hewan atau bukan. Rajungan jantan dpt dibedakan dari rajungan betina dari warna punggungnya. Rajungan jantan berwarna batik indah, putih di atas dasar biru kecoklatcoklatan, sedangkan betina berwarna batik juga tapi hijau kotor. Jantan & betina dpt dibedakan dari abdomennya yang melipat ke dada. Jantan abdomennya sempit, memanjang & ujungnya runcing, sedangkan betina abdomennya lebar & ujungnya membulat agar dpt menampung telur & ini berlaku untuk semua jenis rajungan. Rajungan betina menyimpan telur yg sudah dibuahi di dlm lipatan abdomennya. Jumlahnya dpt mencapai dua juta butir. Rajungan merupakan hasil perikanan yg potensial.
Di Indonesia, jenis hewan ini sedang dicoba untuk dibudidayakan, karena menurut hasil penelitian pakar Indonesia, telur rajungan dpt ditetaskan di laboratorium & larvanya dpt dibesarkan menjadi rajungan dewasa di laboratorium.
Hewan vetebrrata :


5.      IKAN  HIAS


Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Secara taksonomi, ikan tergolong kelompok paraphyletic yang hubungan kekerabatannya masih diperdebatkan.

Sistem Gerak
Alat gerak aktif berupa otot bersegmen yang disebut miotom. Mempunyai sirip untuk berenang, berpasangan atau tunggal. Sirip ekor berfungsi sebagai kemudi. Ada tiga macam bentuk sirip ekor yaitu homocercal, heterocercal, dan diphicercal. Pada sirip juga terdapat rangka dari tulang rawan atau tulang keras yang disebut radialia (jari-jari sirip).

Pencernaan Makanan
Pencernaan makanan sempurna: makanan dari mulut > faring > esofagus > usus > anus. Mempunyai hati, tetapi lambung hanya merupakan perbesaran dari usus. Pada usus terdapat katub-katub spiralis. Terdapat: lidah, gigi dan rahang (kecuali pada Agnata)

Pernafasan
Bernafas dengan insang yang memiliki operkulum (tutup insang) dan celah insang (pasium interbrankiali) 4,5,6,7 atau lebih. Gelembung renang berisi O2, N2 dan CO2 berfungsi sebagai alat hidrostatis dan alat pembantu pernafasaan. Pada dipnoi (ikan paru-paru) terdapat pneumatocyst yang berfungsi sebagai paru-paru bila hidup di lumpur yang hanya mengandung sedikit air antara gelembung udara dengan faring dihubungkan ductus pneumatikus.

Peredaran Darah
Disebut peredaran darah tertutup, jantung beruang dua, terdiri atas sebuah serambi dan sebuah bilik (atrium dan ventrikel). Darah mendapat O2 dari filamen-filamen insang.

Ekskresi
Memiliki pronefrom atau mesonefrom atau ginjal. Pada Agnata tidak ada sistem porta ginjal.

Alat Indera dan Sistem Syaraf
Mempunyai lekuk hidung dengan saraf pembau, telinga dalam untuk keseimbangan dan mata. Terdapat endokrin penghasil hormon otak terdiri atas lima bagian dengan 10 saraf kranial.

Reproduksi
Kelamin terpisah atau hermafrodit. Fertilisasi eksternal atau internal. Hewan betina memiliki sepasang ovarium dan sepasang oviduk, ovipar atau vivipar



CIRI-CIRI KHUSUS

Sisik
Terdiri dari tiga tipe yang diantaranya adalah:
- Plakoid, contohnya: pada ikan hiu
- Ganoid (berbentuk seperti belah ketupat), contohnya: pada ikan Paddlefish (sudah punah)
- Sikloid (terdapat pada ikan bertulang keras)
- Ktenoid (pada tulang belakang berbentuk seperti sisir), contohnya: pada ikan pari.

Warna Tubuh
Warna tubuh pada ikan disebabkan karena adanya kromatofora yang berada pada lapisan dorsal.
Pigmen utama yang terdapat pada ikan adalah pigmen melanin, yang mampu memproduksi warna coklat, ungu atau hitam, dan adapula karotenoid yang sangat responsif terhadap warna kuning, oranye dan merah.
Kromatofa yang mengandung melanin disebut melanofora, sedangkan kromatoid yang mengandung karotenoid disebut sebagai lipofora.

Alat Gerak (appendages) dan Lokomosi
Ikan mempunyai appendages berupa sirip yang tersusun atas tulang karokoid dan scapula, dan ekor yang berfungsi sebagai kemudi.
Adapun tipe ekor diantaranya yaitu protocercal, diphycercal, homocercal, dan heterosercal.
















BAB V
PENUTUP


5.1. Kesimpulan


            Perairan laut banyak mengandung  sumber-sumber mineral yang tinggi dan jumlahnya berlimpah, air laut sendiri banyak mengandung zat-zat terlarut di dalamnya yang tentunya dapat memberikan keuntungan maupun kerugian bagi kehidupan khususnya kehidupan organisme laut itu sendiri. Selain itu laut mempunyai sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan masa kini maupun masa yang akan datang, maka dilakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kualitas daerah-daerah wilayah pesisir dan lautan.
            Perairan Pantai PURIRANO sudah mulai mengalami penurunan jumlah biota lautnya. Hal ini dapat terlihat dari sedikitnya spesies dan banyaknya sampah yang dijumpai dalam melaksanakan praktikum ini. Upaya pengolahan sumberdaya laut disamping mengeksploitasinya juga harus dilakukan upaya pelestariannya. Karena bagaimanapun juga sumberdaya yang diambil terus menerus tanpa ada usaha untuk melestarikannya akan bisa mengakibatkan terganggunya ekosistem dan rusak susunan ekologi dari lingkungan tersebut.



5.2 Saran

            Pada praktikum selanjutnya diharapkan untuk melakukan pengukuran parameter kualitas air seperti suhu, kecerahan, salinitas, kecepatan arus dan pH karna ini merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi distribusi biota laut.















DAFTAR PUSTAKA

Buku lks biologi kelas x
http.google.com
wikepedia animalia









Tidak ada komentar:

Posting Komentar